Pletokan
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9a/Permainan_peletokan.jpg/220px-Permainan_peletokan.jpg)
Pletokan adalah sebuah nama senjata mainan yang terbuat dari bambu, dan pelurunya terbuat dari kertas yang dibasahkan, atau biji jambu atau kembang.[1][2] Permainan ini merupakan permainan khas masyarakat Betawi.[2], sedangkan masyarakat keturunan orang jawa yang berada di wilayah Sumatera Selatan menyebut permainan ini dengan nama Dor-doran dikarena bunyi mainan tersebut berbunyi Dor.[2], Pada masyarakat Sunda, mereka menyebut pletokan dengan bebeletokan, sedangkan di Probolinggo dan Madura, mereka menyebutnya dengan tor cetoran.[3][4] Di beberapa wilayah Jawa Tengah mereka menyebut pletokan dengan tulup.
Permainan ini, biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berumuran 6-13 tahun.[2] Mereka yang memainkan permainan ini, seolah-olah sedang menjadi orang yang berada dalam pertempuran, dan terkadang, mereka memainkan permainan ini untuk menirukan adegan film.[1][2][3][5] Dengan peluru yang terbuat dari benda yang tidak berbahaya, membuat permainan ini aman dan murah, karena terbuat dari bambu.[3]
Material
- Bambu tua dan kuat, panjang 30–40 cm dengan diameter 1-1.5 cm.[1][2]
- Kertas yang dibasahkan, atau biji jambu, atau kembang, atau biji-bijian kecil.[1][2]
Cara Membuat
Pertama, siapkan bambu yang kuat dan tua supaya tidak cepat pecah. Kemudian, bambu dibagi menjadi dua, yakni: penyodok dan laras.[5] Dalam membuat penyodok, anda harus membelah bambu sehingga membentuk lidi panjang, berikutnya anda harus meraut bambu sampai bundar sesuai dengan lingkaran laras dan bagian pangkal dibuat pegangan sekitar 10 cm.[3][5] Pastikan penyodok ini bisa masuk kedalam laras. Untuk bagian atas penyodok dibuat lebar, gunanya untuk menekan atau memukul-mukul amunisi/pelor agar bisa masuk dengan sempurna.[3] Hal ini dimaksudkan, untuk membuat pletokan lebih mudah dimainkan.[3] Dan, anda dapat menambahkan daun pandan atau daun kelapa yang dililit dibentuk seperti kerucut, dengan tujuan supaya suara yang dihasilkan lebih keras.[1] Dan, dalam membuat laras, siapkan sebuah bambu kecil, diameter 1 cm dengan panjang antara 15 – 20 cm.[5] Lebih baik untuk mebuat laras menggunakan bambu yang sudah tua agar tidak mudah pecah.[5]
Kedua, siapkan kertas yang telah dibasahkan, atau buah-buahan berukuran kecil, atau biji jambu, atau kembang sebagai pelurunya.[1][4][5]
Ketiga, permainan siap dimainkan.[5]
Cara menembak
Setelah senjata telah dibuat dan tim telah terbentuk, maka permainan siap untuk dimulai.[1] Tetapi, kita harus mengetahui bagaimana cara menembak dengan pletokan.[1] Peluru dimasukan dengan batang penolak (penyodok) sampai ke ujung laras.[1][2][6] Peluru kedua dimasukkan dan ditolak dengan batang penolak (penyodok).[1][2][6] Peluru kedua ini mempunyai fungsi ganda.[1][2][6] Fungsi pertama sebagai klep pompa untuk menekan peluru pertama yang akan ditembakkan.[1][2][6] Fungsi kedua menjadi peluru yang disiapkan untuk ditembakkan berikutnya.[1][2][6] Tembakan ini akan menimbulkan bunyi "pletok" dan peluru terlontar ± 5 meter dan relatif lurus.[1][2][6]
Referensi
- ^ a b c d e f g h i j k l m n (Indonesia) "Permainan Tradisional". Diakses tanggal 13 Mei 2014.
- ^ a b c d e f g h i j k l m (Indonesia) "Pletokan Permainan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-14. Diakses tanggal 13 Mei 2014.
- ^ a b c d e f (Indonesia) "Pletokan bambu mainan anak-anak". Diakses tanggal 13 Mei 2014.
- ^ a b (Indonesia) "Pletokan". Diakses tanggal 03 Mei 2014. Periksa nilai tanggal di:
|accessdate=
(bantuan) - ^ a b c d e f g (Indonesia) "Permainan bedil-bedilan ala kampung". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-14. Diakses tanggal 03 Mei 2014. Periksa nilai tanggal di:
|accessdate=
(bantuan) - ^ a b c d e f (Indonesia) "Permainan Tradisional yang sudah punah". Diakses tanggal 13 Mei 2014.
- l
- b
- s
- Adu Kerito Surong
- Ali oma
- Balap bakiak
- Bekel
- Buang jung (permainan)
- Bosukan
- Bengkek
- Campak bunga
- Congklak (varian Dakon, Gunung (permainan))
- Egrang (varian Ingkau)
- Engklek
- Gasing (variasiː Begasingan)
- Gatrik
- Goncang kaleng
- Kelereng
- Layang-layang
- Lempar kaleng
- Mallogo
- Patekong
- Patok lele
- Platok
- Perang bantal
- Rorodaan
- Tapuk tanggui
- Tapuk anak
- Setatak
- Serentam
- Tuju lubang
- Bambu Gila
- Bedil buluh
- Meriam bambu
- Pletokan
- Sepak raga (varianː Aqraga)
- Caca Gulali
- Famaikara
- Ongklak-angklok
- Sisik (permainan)
- [[]]
- [[]]
- Lompat tali
- Tarik tambang
- Tali (permainan)
- Ancak-Ancak Alis
- Bancakan
- Belanjakan
- Bebilun
- Benteng-bentengan
- Celle (permainan)
- Cing Ciripit
- Cublak-cublak Suweng (varianː Pong alau-alau)
- Dolip-dolipan
- Hompimpa
- Kucing dan tikus
- Main hadang (varianː Adang-adangan, Gobak sodor, Margala)
- Patung-patungan
- Petak umpet (varianː Cari-carian)
- Randai
- Rimau
- Sepangkal
- Suit
- Ular naga panjang