Sifat koligatif

Pengertian Sifat Koligatif

Sifat Koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan. Jadi sifat-sifat tersebut tidak tergantung pada jenis larutan. Keempat sifat tersebut adalah penurunan tekanan uap, peningkatan titik didih, penurunan titik beku dan tekanan osmotik. Sifat koligatif larutan dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu sifat larutan elektrolit dan non elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan non elektrolit jumlahnya tetap karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal tersebut maka sifat koligatif larutan nonelektrolit lebih rendah daripada sifat larutan elektolit.

Penurunan tekanan uap

Pada tahun 1880-an kimiawan Prancis F.M Roult mendapati bahwa melarutkan suatu zat terlarut mempunyai efek penurunan tekanan uap dari pelarut. Banyaknya penurunan tekanan uap (ΔP) terbukti sama dengan hasil kali fraksi mol terlarut (X<sub>b</sub>) dan tekanan uap pelarut murni (P<sub>A</sub><sup>o</sup>), yaitu:

ΔP: X<sub>B</sub>.P<sub>A</sub><sup>o</sup>

Dalam larutan dua komponen, X<sub>A</sub>+X<sub>B</sub> = 1, maka X<sub>B</sub> = 1- X<sub>A</sub>. Juga apabila tekanan uap pelarut di atas larutan di lambangkan P<sub>A</sub>, maka ΔP = P<sub>A</sub><sup>o</sup> - P<sub>A</sub>. Persamaan ΔP = X<sub>B</sub>.P<sub>A</sub><sup>o</sup> dapat di tulis kembali menjadi:

P<sub>A</sub><sup>o</sup> - P<sub>A</sub> = (1-X<sub>A</sub>).P<sub>A</sub><sup>o</sup>

dan penataan ulang persamaan ini menghasilkan bentuk umum yang di kenal dengan hukum Roulth

P<sub>A</sub> = X<sub>A</sub>.P<sub>A</sub><sup>o</sup>

Kenaikan titik didih

Titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer. Selama gelembung terbentuk dalam cairan, berarti selama cairan mendidih, tekanan uap sama dengan tekanan atmosfer, karena tekanan uap adalah knstan maka suhu dan cairan yang mendidih akan tetap sama. Penambahan kecepatan panas yang di berikan pada cairan yang mendidih hanya menyebabkan terbentuknya gelembung uap air lebih cepat. Cairan akan lebih cepat mendidih, tapi suhu didih tidak naik. Jelas bahwa titik didih cairan tergantung dari besarnya atmosfer.

Titik didih merupakan satu sifat lagi yang dapat di gunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa kuatnya gaya tarik antar molekul dalm cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat, titik didihnya tinggi dan sebalikny bila gaya tarik lemah, titik didihnya rendah.

Penurunan titik beku

Pelarut padat murni berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut, sebagaimana di tentukan oleh suhunya. Pelarut dalam larutan demikian pula, berada dalam kesetimbangan dengan tekanan tertentu dari uap pelarut. Jika pelarut padat dan pelarut dalam larutan berada bersama-sama, mereka harus memiliki tekanana uap sama. Jika zat terlarut di tambahkan ke dalam larutan, tekanan uap pelarut turun dan dan titik beku, yaitu suhu ketika kristal pertama pelarut murni mulai muncul, turun. Selisih ∆Tf = Tfo – Tf dengan demikian bertanda negatif, dan penurunan titik beku dapat diamati.

Perubahan suhu ∆Tf sekali lagi berbanding lurus dengan uap ∆P1 . Untuk konsentrasi zat terarut yang cukup rendah, penurunan titik beku berkaitan dengan molalitas molal m melalui

∆Tf = Tfo – Tf = -Kfm

dengan Kf adalah tetapan tetapan positif hanya bergantung pada sifat pelarut.

Tekanan osmotik

Tekanan osmotik termasuk dalam sifat-sifat koligatif karena besarnya hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut persatuan volume larutan. Tekanan osmotik tidak tergantung pada jenis zat terlarut. Persamaaan untuk tekanan osmotik dikenal sebagai persamaan Van't Hoff, cocok di gunakan untuk menghitung tekanan osmotik dari larutan encer. Tekanan di lambangkan Π, R adalah tetapan gas (0,0821 Latm/mol K); dan T adalah suhu dalam kelvin. Tanda n mengatakan mol zat terlarut dan V adalah volume (dalam liter)larutan, sehingga hasilnya n/V adalah molalitas larutan (M)

Π = (n/V).R.T = M.R.T

Referensi

  1. Brady, J E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta: Binarupa Aksara.
  2. Oktoby,dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 3 Edisi 1. Jakarta: Erlangga.
  3. Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 2. alih bahasa Suminar. Jakarta:Erlangga
  4. Sastrohamidjojo, Hardjono. 2001. Kimia Dasar. Yogyakrta: UGM Press
  5. Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: ITB.

Gambar

Sifat Koligatif